SINTANG, RS – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di akhir tahun 2023 mengalami kenaikan dan stabilisasi, memberikan dampak positif bagi para petani sawit di Kabupaten Sintang. Fenomena ini muncul seiring perubahan pola tanam masyarakat, yang beralih dari tanaman karet ke tanaman sawit, yang kini dianggap lebih menguntungkan ekonomi lokal.
Sebagai respon terhadap perubahan ini, Martin Nandung, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, menyampaikan potensi besar yang dimiliki oleh sektor pertanian, terutama tanaman padi sawah. Meskipun luasnya cukup signifikan, potensi ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam beberapa tahun terakhir, fokus utama pertanian di Kabupaten Sintang lebih tertuju pada tanaman karet dan sebagian tanaman padi sebagai penunjang. “Potensi sawah cukup luas dan menjanjikan, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Hanya beberapa kecamatan seperti Kelam Permai, Sepauk, dan Tempunak yang menjadi sentra produksi padi,” ungkap Martin.
Dengan tekad untuk memperluas cakupan pertanian, Martin berharap agar kecamatan lain yang memiliki potensi juga dapat dikembangkan menjadi sentra produksi padi. Dalam konteks ini, Martin menyoroti pentingnya diversifikasi tanaman, dengan tanaman sawit dan padi menjadi pilihan utama.
“Tentu kita berharap petani di Kabupaten Sintang dapat memanfaatkan sebagian wilayah tanahnya untuk menanam padi dan sebagian lagi untuk tanaman sawit. Hal ini bertujuan agar setiap desa dapat menjadi petani yang cerdas dalam memanfaatkan lahan mereka, sekaligus meningkatkan swasembada pangan dan menstabilkan perekonomian masyarakat,” tambah Martin.
Meskipun harapan tersebut terdengar ambisius, Martin menyadari bahwa saat ini belum banyak petani yang mampu melakukan tanaman padi hingga tiga kali dalam setahun. Oleh karena itu, upaya sosialisasi dan pendampingan teknis menjadi kunci dalam mewujudkan visi tersebut. (RILIS KOMINFO SINTANG)
